World Bank Prediksi Ekonomi Indonesia Gak Nyampe 5 Persen, Kemenkeu: “Santai, Masih On Track Kok!”
Kompas - Belakangan Ini, Dunia Ekonomi Tanah Air Lagi Rame Banget Gara-Gara Laporan Terbaru Dari World Bank. Mereka Bilang, Ekonomi Indonesia Di 2025 Kemungkinan Nggak BakalTembus 5 Persen. Prediksi Ini Langsung Jadi Topik Panas, Apalagi Di Tengah Kondisi Global Yang Masih Fluktuatif. Tapi, Dari Pihak Pemerintah, Terutama Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kayaknya Nggak Terlalu Panik.
Menurut Mereka,
Situasi Ekonomi Nasional Masih Aman Dan “On Track” Buat Jaga Pertumbuhan Tetap
Stabil. Buat Lo Yang Penasaran Seberapa Valid Prediksi World Bank Ini, Dan
Gimana Sebenarnya Pemerintah Nyiapin Langkah Antisipasi, Yuk Kita Bahas Lebih
Deep Dan Santai Di Sini.
Artikel Ini
Bakal Ngebedah Kenapa World Bank Ngeluarin Prediksi Kayak Gitu, Gimana Reaksi
Kemenkeu, Dan Apa Aja Strategi Pemerintah Buat Ngedorong Ekonomi Biar
Tetap Ngebut Di 2025.
Kenapa World Bank Bilang Ekonomi Indonesia Bakal Melambat?
Oke, Pertama
Kita Bahas Dulu Dari Sisi World Bank. Dalam Laporan Terbarunya, Lembaga Ini
Bilang Kalau Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kemungkinan Cuma Bakal Nyampe Di
Kisaran 4,9 Persen. Salah Satu Penyebabnya Adalah Melemahnya
Permintaan Global Dan Tingginya Ketidakpastian Geopolitik Yang Masih
Ngaruh Banget Ke Perdagangan Internasional.
Selain Itu, World
Bank Juga Ngasih Catatan Tentang Menurunnya Daya Beli Masyarakat Kelas
Menengah, Yang Katanya Lagi Tertekan Gara-Gara Inflasi Dan Naiknya Harga
Kebutuhan Pokok. Sementara Di Sisi Lain, Investasi Dari Sektor Swasta Juga
Cenderung Nahan Diri Sambil Liat Arah Kebijakan Fiskal Pemerintah Baru
Pasca-Pemilu 2024.
Kalau Dipikir-Pikir,
Prediksi Ini Emang Realistis. Tapi Di Lapangan, Nggak Semua Sektor Ngalamin
Perlambatan. Sektor Kayak Teknologi Digital, Pariwisata, Sama Manufaktur
Ringan Masih Nunjukin Pertumbuhan Yang Lumayan Kuat, Terutama Di Kota-Kota
Besar Kayak Jakarta, Surabaya, Dan Makassar.
Respons Santai Tapi Tegas Dari Kemenkeu
Nah, Abis
Laporan Itu Keluar, Kemenkeu Langsung Buka Suara. Pihaknya Bilang,
Proyeksi World Bank Emang Sah-Sah Aja, Tapi Pemerintah Punya Data Dan
Strategi Yang Lebih Update Soal Kondisi Ekonomi Domestik.
Juru Bicara Kemenkeu,
Deni Surjantoro, Bilang
Kalau Ekonomi Indonesia Masih Punya Daya Tahan Kuat, Apalagi Berkat Kebijakan
Fiskal Yang Adaptif Dan Reformasi Struktural Yang Terus Dijalanin. “Kami Masih
Optimis Bisa Ngejaga Pertumbuhan Di Atas 5 Persen, Apalagi Kalau Realisasi
Investasi Dan Ekspor Non-Migas Terus Naik,” Katanya.
Kemenkeu Juga
Nyorotin Kalau Faktor Konsumsi Rumah Tangga Masih Jadi Penopang Utama. Dengan
Lebih Dari 270 Juta Penduduk, Pasar Domestik Indonesia Tuh Ibarat Tameng Alami
Buat Hadapi Ketidakpastian Global. Jadi, Walaupun World Bank Punya Pandangan
Agak Pesimis, Pemerintah Tetap Yakin Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen
Di APBN 2025 Masih Masuk Akal Banget.
Faktor Global Yang Bikin Dunia Ekonomi Goyang
Nggak Bisa
Dipungkiri, Kondisi Ekonomi Dunia Emang Lagi Nggak Stabil. Ada Beberapa Hal
Besar Yang Bikin Banyak Negara, Termasuk Indonesia, Mesti Waspada:
- Perang Dan Ketegangan
Geopolitik Di
Beberapa Kawasan Masih Bikin Rantai Pasok Global Kacau.
- Suku Bunga Tinggi Di Amerika
Serikat Bikin
Investor Global Lebih Milih Aset Aman Kayak Dolar, Dibanding Taruh Uang Di
Negara Berkembang.
- Harga Komoditas Mulai Turun Setelah Sempat
Melonjak Selama Pandemi.
- Perubahan Iklim Dan Cuaca
Ekstrem Yang
Ngaruh Banget Ke Sektor Pertanian Dan Energi.
Kombinasi Faktor-Faktor
Ini Bikin Banyak Lembaga Internasional Menurunkan Proyeksi Ekonomi Global, Dan
Otomatis Ngefek Juga Ke Indonesia. Tapi Di Sisi Lain, Indonesia Punya
Keuntungan Karena Ekonominya Lebih Berbasis Konsumsi Domestik Dibanding Ekspor.
Strategi Pemerintah Buat Tetap Ngebut Di 2025
Supaya Nggak
Kejebak Di Perlambatan Global, Pemerintah Lagi Nyiapin Beberapa Strategi Kunci:
- Dorong Hilirisasi Industri, Terutama Di Sektor Mineral
Dan Energi.
- Perluas Investasi Hijau, Alias Proyek Berkelanjutan
Yang Ramah Lingkungan.
- Digitalisasi UMKM, Supaya Bisnis Lokal Makin
Kompetitif Di Pasar Global.
- Stabilisasi Harga Pangan, Biar Inflasi Tetap
Terkendali.
Selain Itu, Kemenkeu
Juga Lagi Ngebut Nyiapin APBN 2025 Yang Lebih Efisien Tapi Produktif,
Dengan Fokus Ke Infrastruktur, Pendidikan, Dan Teknologi.
Ekonom Lokal Beda Pandangan
Beberapa Ekonom
Lokal Punya Pandangan Yang Lumayan Beda Sama World Bank. Misalnya, Bhima
Yudhistira Dari CELIOS, Bilang Kalau Proyeksi 4,9 Persen Itu Terlalu
Konservatif. Menurut Dia, Indonesia Masih Punya Potensi Besar Lewat Sektor Pariwisata
Dan Industri Kreatif Yang Mulai Pulih Setelah Pandemi.
Sementara Itu,
Ekonom Senior Faisal Basri Justru Ngingetin Pemerintah Buat Hati-Hati
Sama Lonjakan Utang Dan Defisit Anggaran. “Optimisme Bagus, Tapi Harus
Realistis Juga. Jangan Sampai Target Tinggi Malah Bikin Beban Fiskal Makin Berat,”
Ujarnya.
Jadi, Bisa
Dibilang, Prediksi World Bank Ini Bukan Cuma Soal Angka, Tapi Juga Jadi Semacam
“Reality Check” Buat Pemerintah.
Netizen Juga Ikutan Komentar
Di Media
Sosial, Topik Ini Juga Rame Banget. Banyak Netizen Yang Bilang Prediksi World
Bank Tuh “Kebiasaan Underestimasi” Indonesia, Tapi Ada Juga Yang Ngerasa Pemerintah
Terlalu Santai.
Salah Satu Komentar Viral Bilang, “Ekonomi Nggak Nyampe 5 Persen Juga Masih
Bagus Sih, Asal Harga Sembako Nggak Ikut Naik.”
Komentar Lain Nambahin, “Kayaknya Yang Penting Bukan Persenannya, Tapi Daya
Beli Kita Beneran Naik Apa Nggak.”
Lucunya,
Perdebatan Di X (Twitter) Jadi Kayak Talkshow Ekonomi Dadakan, Di Mana Semua
Orang Tiba-Tiba Berubah Jadi Ekonom. Tapi, Di Satu Sisi, Ini Bagus Juga Karena
Artinya Masyarakat Makin Melek Sama Isu Makroekonomi.
Kaitannya Sama APBN 2025
Prediksi Ini
Juga Bikin Pembahasan APBN 2025 Jadi Makin Seru. Pemerintah Udah Set
Target Pertumbuhan 5,2 Persen, Tapi Dengan Proyeksi World Bank Yang Di Bawah
Itu, Ada Tantangan Baru Buat Pembuat Kebijakan.
Kemenkeu Bilang, APBN 2025 Bakal Tetap Realistis, Dengan Defisit Dijaga Di
Bawah 3 Persen Dan Fokus Pada Penguatan Produktivitas Nasional.
Jadi, Meskipun Outlook Global Agak Redup, Arah Kebijakan Fiskal Indonesia Masih
Condong Ke Arah Ekspansi Moderat Yang Mendukung Pertumbuhan Tapi Tetap
Hati-Hati.
Apakah Target 5 Persen Masih Mungkin?
Kalau Dilihat
Dari Tren Data, Sebenarnya Masih Mungkin Banget. Tapi Dengan Catatan:
Kondisi Eksternal Nggak Makin Parah, Dan Kebijakan Domestik Bisa Tetap Jaga Stabilitas.
Kalau Investasi Asing Mulai Masuk Lagi Pasca-Transisi Pemerintahan, Sektor
Digital Terus Tumbuh, Dan Belanja Infrastruktur Tetap Kencang, Maka Pertumbuhan
5 Persen Itu Masih Realistis.
Jadi, Ya,
Walaupun World Bank Agak Pesimis, Kemenkeu Nggak Salah Juga Kalau Tetap
Optimis. Namanya Juga Proyeksi, Bukan Ramalan Yang Pasti Kejadian.
Penutup
Di Tengah
Gonjang-Ganjing Ekonomi Global, Indonesia Sebenernya Masih Punya Posisi Yang
Cukup Solid. Tantangannya Emang Banyak, Tapi Peluangnya Juga Gede Banget. Prediksi
World Bank Bisa Jadi Alarm Buat Tetap Waspada, Sementara Kemenkeu Nunjukin
Bahwa Strategi Fiskal Dan Reformasi Struktural Masih Terus Jalan.
Yang Penting Sekarang, Gimana Kebijakan-Kebijakan Itu Bisa Bener-Bener Nyentuh Masyarakat — Dari Harga Sembako Sampai Lapangan Kerja. Karena Ujungnya, Pertumbuhan Ekonomi Yang Sehat Bukan Cuma Soal Angka Di Laporan, Tapi Juga Soal Rasa Hidup Yang Makin Ringan Di Dompet Rakyat.