Satu Tahun Pemerintahan Prabowo-Gibran: Ekonomi RI Stabil 5 Persen, Salah Satu Tertinggi Di Negara G20
Kompas - Udah Setahun Nih Sejak Pemerintahan Prabowo-Gibran Resmi Jalan, Dan Honestly, Hasilnya Lumayan Bikin Surprise. Di Tengah Situasi Ekonomi Global Yang Masih Naik-Turun, Ekonomi RI Stabil 5 Persen — Dan Itu Bukan Angka Main-Main. Angka Ini Ngebuktiin Kalau Indonesia Masih Tahan Banting, Bahkan Jadi Salah Satu Negara G20 Dengan Pertumbuhan Paling Stabil.
Banyak Yang
Bilang Ini Efek Lanjutan Dari Fondasi Ekonomi Era Sebelumnya, Tapi Di Sisi
Lain, Ada Juga Kebijakan Baru Yang Mulai Nunjukin Hasil. Dari Kebijakan Fiskal
Yang Lebih Adaptif Sampai Dorongan Investasi Di Sektor Strategis, Duet Prabowo-Gibran
Kayaknya Bener-Bener Fokus Nge-Boost Produktivitas Nasional Tanpa Bikin Rakyat
Ngos-Ngosan.
Jadi,
Artikel Ini Bakal Ngebahas Secara Santai Tapi Detail: Gimana Sih Cara
Pemerintah Nge-Maintain Pertumbuhan Ekonomi Tetap Di Kisaran 5 Persen, Kenapa
Stabilitas Ini Penting Banget Buat Masa Depan, Dan Arah Ekonomi Indonesia Ke
Depan Kayak Gimana Di Bawah Duet Muda-Senior Ini.
Stabilitas Ekonomi 5 Persen, Bukti Konsistensi Perekonomian Indonesia
Lo Tau
Nggak, Di Saat Banyak Negara G20 Lagi Struggling Gara-Gara Inflasi Tinggi Dan
Krisis Geopolitik, Ekonomi Indonesia Malah Nyantai Tapi Pasti. Data BPS Terbaru
Nunjukin, Pertumbuhan Ekonomi RI Selama 2024–2025 Masih Solid Di Angka 5,08
Persen.
Kalau Dibandingin
Sama Rata-Rata Pertumbuhan Negara G20 Yang Cuma Di Kisaran 2–3 Persen, Ini
Jelas Prestasi. Artinya, Indonesia Bukan Cuma Survive, Tapi Juga Leading Di
Antara Negara-Negara Besar Dunia. Menurut Analis Dari Bank Dunia, Stabilitas
Ini Banyak Dipengaruhi Sama Strategi Pemerintah Dalam Menjaga Inflasi Di Bawah
3 Persen Dan Nge-Push Sektor Konsumsi Domestik.
Peran Pemerintahan Prabowo-Gibran Dalam Menjaga Momentum Ekonomi
Dari Awal
Menjabat, Duet Prabowo-Gibran Langsung Nentuin Arah Yang Tegas: Pemerataan
Ekonomi Dan Ketahanan Nasional. Makanya, Mereka Nggak Cuma Fokus Di Angka
Makro, Tapi Juga Penguatan Struktur Ekonomi Di Level Bawah.
Misalnya,
Program Pangan Mandiri Dan Subsidi Tepat Sasaran Jadi Prioritas
Utama Buat Jaga Daya Beli Masyarakat. Di Sisi Lain, Pemerintah Juga Dorong
Sinergi BUMN Dan Startup Buat Memperluas Lapangan Kerja Di Sektor Digital Dan
Energi Hijau.
Yang Menarik,
Gaya Gibran Yang Tech-Savvy Juga Kebawa Ke Kebijakan Ekonomi. Beberapa Regulasi
Investasi Digital Dan E-Commerce Disederhanakan Biar Startup Lokal Bisa Lebih
Kompetitif. Jadi, Kombinasi Leadership Old-School Prabowo Sama Inovasi Fresh
Dari Gibran Bener-Bener Keliatan Di Lapangan.
Investasi Dan Infrastruktur Jadi Motor Utama Pertumbuhan
Kalau Lo
Perhatiin, Selama Setahun Terakhir Proyek Infrastruktur Jalan Terus, Tapi Bukan
Cuma Yang Fisik — Digital Juga. Program Pembangunan Tol Data, Perluasan
Jaringan Internet Desa, Dan Pelabuhan Logistik Baru Di Luar Jawa Bikin Arus
Ekonomi Makin Lancar.
Dari Data Kementerian
Investasi, Masuknya Foreign Direct Investment (FDI) Naik Sekitar 12% Di 2025,
Terutama Di Sektor Energi Terbarukan Dan Manufaktur Kendaraan Listrik. Pemerintah
Juga Terus Ngedorong Proyek Hilirisasi Buat Bahan Mentah Kayak Nikel Dan
Tembaga, Biar Nilai Ekspor Makin Tinggi.
Selain Itu,
Pendekatan “One Map Policy 2.0” Bikin Investor Lebih Gampang Nyari Lahan
Dan Izin. Nggak Heran Kalau Indonesia Makin Dilirik Sebagai Hub Industri Baru
Di Asia Tenggara.
Inovasi Kebijakan Fiskal Dan Moneter Di Era Pemerintahan Baru
Ngomongin Ekonomi
Nggak Bisa Lepas Dari Kebijakan Fiskal Dan Moneter. Pemerintahan Prabowo-Gibran
Bisa Dibilang Cukup Berani Tapi Hati-Hati. Di Satu Sisi, Defisit APBN Dijaga
Tetap Di Bawah 3 Persen, Tapi Di Sisi Lain, Belanja Negara Dialokasikan Lebih
Ke Sektor Produktif.
Bank
Indonesia Juga Ambil Peran Penting Dengan Tetap Menjaga Suku Bunga Stabil Dan
Intervensi Ringan Buat Jaga Nilai Tukar Rupiah. Hasilnya? Investor Makin
Percaya Diri, Pasar Saham Juga Relatif Tenang.
Selain Itu,
Sistem Digital Fiscal Dashboard Yang Baru Diluncurin Gibran Bantu
Pemerintah Monitor Pengeluaran Dan Pajak Secara Real-Time. Transparan Dan
Efisien — Hal Yang Jarang Banget Terjadi Sebelumnya.
Kesejahteraan Rakyat Dalam Fokus: Program Sosial Dan Pemberdayaan Ekonomi
Bukan Cuma
Angka Ekonomi Yang Kinclong, Tapi Dampaknya Juga Mulai Kerasa Di Masyarakat. Pemerintah
Fokus Ke Kesejahteraan Rakyat Lewat Program Kayak Kartu Pangan Cerdas,
Bantuan Gizi Ibu Dan Anak, Dan UMKM Go Global.
Program Pemberdayaan
Digital Juga Naik Daun, Terutama Buat Pelaku UMKM Yang Sebelumnya Belum Melek
Teknologi. Sekarang, Makin Banyak Warung Dan Pengusaha Lokal Yang Udah Go
Online.
Dari Sisi
Pertanian, Prabowo Juga Terus Dorong Program Lumbung Desa Mandiri Buat
Nge-Boost Produksi Pangan Lokal. Tujuannya Biar Indonesia Makin Nggak
Tergantung Sama Impor Bahan Pokok.
Tantangan Ekonomi Global Dan Respons Pemerintah
Tapi Ya,
Nggak Semua Hal Mulus-Mulus Aja. Dunia Lagi Nggak Baik-Baik Aja. Harga Minyak
Naik, Konflik Geopolitik Di Timur Tengah Masih Panas, Dan Perubahan Iklim Bikin
Rantai Pasok Global Berantakan.
Tantangan Kayak
Gini Bikin Banyak Negara Megap-Megap. Tapi Pemerintah Indonesia Lumayan
Tanggap. Misalnya, Waktu Harga Beras Sempat Melonjak, Prabowo Langsung
Koordinasi Lintas Kementerian Buat Stabilisasi Harga. Selain Itu, Diplomasi
Ekonomi Indonesia Makin Aktif Di Forum G20 Buat Pastiin Pasokan Energi Dan
Pangan Aman.
Pemerintah Juga
Terus Buka Kerja Sama Baru Sama Negara Non-G20 Kayak Uni Emirat Arab, India,
Dan Korea Selatan Buat Jaga Diversifikasi Ekonomi.
Perbandingan Dengan Pemerintahan Sebelumnya
Banyak Yang
Penasaran, Apa Sih Bedanya Gaya Ekonomi Prabowo-Gibran Sama Era Jokowi? Jawabannya:
Continuity With Innovation.
Jadi, Program Strategis Kayak Tol Laut, IKN Nusantara, Dan Hilirisasi
Industri Tetap Jalan, Tapi Dengan Sentuhan Digitalisasi Dan Efisiensi.
Kalau Era Jokowi
Fokus Pada Pembangunan Fisik Masif, Prabowo-Gibran Lebih Nyari Keseimbangan
Antara Infrastruktur Dan Kualitas Hidup. Misalnya, Infrastruktur Digital Dan
Ketahanan Pangan Mulai Diprioritaskan Bareng-Bareng.
Suara Masyarakat Dan Pelaku Ekonomi: Bagaimana Dampaknya Di Lapangan?
Di Level
Akar Rumput, Sebagian Besar Masyarakat Mulai Ngerasain Perubahan. Pedagang Pasar
Di Solo Misalnya, Bilang Harga Bahan Pokok Sekarang Relatif Stabil Dibanding
Awal Tahun.
Pelaku Startup
Juga Happy Karena Ada Insentif Pajak Baru Buat Bisnis Rintisan. Di Sisi Lain,
Petani Di Jawa Timur Mulai Dapet Akses Lebih Luas Ke Pupuk Bersubsidi Digital.
Namun,
Beberapa Pengusaha Manufaktur Masih Berharap Ada Deregulasi Tambahan Biar
Ekspor Makin Lancar. Artinya, Meskipun Banyak Capaian Positif, Ruang Perbaikan
Masih Terbuka Lebar.
Proyeksi Ekonomi Indonesia Ke Depan: Optimisme Atau Waspada?
Ngeliat Performa
Ekonomi Sekarang, Banyak Lembaga Internasional Kayak IMF Dan ADB Prediksi
Pertumbuhan Indonesia Bakal Tetep Di Kisaran 5,2% Tahun Depan. Itu Angka
Yang Cukup Optimis Di Tengah Tren Global Yang Lesu.
Tapi Tentu
Aja, Pemerintah Nggak Bisa Santai. Tantangan Utamanya Tetap Di Daya Beli
Masyarakat, Peningkatan Produktivitas, Dan Pemerataan Ekonomi Antarwilayah.
Kalau Semua
Faktor Ini Bisa Dijaga, Bukan Mustahil Indonesia Bakal Masuk Top 10 Ekonomi
Dunia Sebelum 2035. Visi Besar “Indonesia Emas 2045” Pun Makin Realistis Buat
Dicapai.
Kesimpulan
Setahun Udah
Lewat, Dan Pemerintahan Prabowo-Gibran Berhasil Ngebuktiin Kalau
Stabilitas Ekonomi Di Angka 5 Persen Bukan Sekadar Klaim Politik. Dengan
Kombinasi Gaya Kepemimpinan Yang Tegas Dan Inovatif, Indonesia Mampu Jaga
Posisi Kuat Di Tengah Guncangan Global.
Tantangan Jelas Masih Banyak, Tapi Arah Kebijakan Sejauh Ini Nunjukin Kalau Pemerintah Serius Nge-Boost Produktivitas Nasional Dan Ngangkat Kesejahteraan Rakyat. Kalau Tren Positif Ini Terus Dijaga, Bukan Cuma Ekonomi Yang Stabil — Tapi Juga Optimisme Rakyat Yang Ikut Tumbuh Barengnya. 🇮🇩✨