Komitmen Pemerintah Indonesia Di Sidang OECD: Perkuat Pemerintahan Terbuka Dan Dekatkan Rakyat Dengan Pemerintah
Kompas - Gak Bisa Dipungkiri, Konsep Pemerintahan Terbuka Makin Relevan Di Era Digital Kayak Sekarang. Di Tengah Derasnya Arus Informasi Dan Tuntutan Publik Buat Transparansi, Pemerintah Dituntut Bukan Cuma Hadir, Tapi Juga Terbuka Dan Responsif. Nah, Hal Inilah Yang Dibawa Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi (PANRB) RI Dalam Sidang OECD (Organisation For EconomicCo-Operation And Development) Baru-Baru Ini.
Dalam Forum
Internasional Itu, Indonesia Menegaskan Komitmennya Buat Memperkuat Pemerintahan
Terbuka — Sistem Yang Transparan, Inklusif, Dan Bisa Bikin Rakyat Lebih
Dekat Dengan Pemerintah. Gak Cuma Jargon Diplomatik, Tapi Emang Jadi Arah Nyata
Buat Transformasi Birokrasi Digital Di Indonesia.
Lewat Komitmen
Ini, Pemerintah Pengin Nunjukin Bahwa Kolaborasi, Partisipasi Publik, Dan
Keterbukaan Informasi Bisa Jadi Kunci Buat Bangun Trust Masyarakat. Gak Cuma
Soal Teknologi, Tapi Juga Soal Mentalitas Baru Dalam Melayani Rakyat.
Apa Itu Pemerintahan Terbuka Dan Mengapa Penting Di Era Digital
Oke, Sebelum
Bahas Lebih Jauh, Kita Bahas Dulu: Apa Sih Pemerintahan Terbuka Itu?
Secara Sederhana, Ini Adalah Sistem Pemerintahan Yang Menjunjung Tinggi
Transparansi, Akuntabilitas, Dan Partisipasi Masyarakat. Pemerintah Gak Lagi
Berdiri Di Atas Menara Gading, Tapi Berinteraksi Langsung Sama Rakyat Lewat
Data, Komunikasi, Dan Kebijakan Yang Bisa Diakses Publik.
Di Era
Digital, Open Government Makin Penting. Kenapa? Karena Publik Sekarang
Haus Informasi Dan Pengin Tahu Ke Mana Arah Kebijakan Diambil. Dengan Sistem
Ini, Masyarakat Gak Cuma Jadi Penonton, Tapi Juga Bisa Ikut “Main” — Kasih
Masukan, Kritik, Bahkan Jadi Bagian Dari Solusi.
Beberapa Negara
OECD Kayak Kanada, Inggris, Dan Korea Selatan Udah Lebih Dulu Menerapkan Konsep
Ini. Dan Indonesia, Lewat Reformasi Birokrasi Digitalnya, Mulai Catch Up Dengan
Pendekatan Serupa Yang Lebih Modern Dan Partisipatif.
Komitmen Indonesia Di Sidang OECD
Dalam Sidang
OECD Itu, Menteri PANRB Menyampaikan Komitmen Indonesia Buat Memperkuat
Reformasi Birokrasi Digital Dan Memperluas Akses Informasi Publik. Beliau Menekankan
Bahwa Pemerintahan Terbuka Bukan Cuma Soal Teknologi, Tapi Tentang Membangun
Kepercayaan Publik Lewat Kebijakan Yang Transparan.
Indonesia Pengin
Nunjukin Ke Dunia Bahwa Transformasi Digital Bukan Cuma Buat Efisiensi, Tapi
Juga Buat Mendekatkan Hubungan Antara Pemerintah Dan Masyarakat. Lewat Kolaborasi
Lintas Lembaga, Program Data Terbuka (Open Data), Dan Inovasi Digital
Publik, Pemerintah Berupaya Mewujudkan Sistem Yang Bisa Diakses Semua Orang.
Langkah Ini
Juga Sejalan Dengan Nilai OECD: Good Governance Dan Tata Kelola Yang
Akuntabel. Indonesia Bahkan Jadi Salah Satu Negara Di Asia Tenggara Yang Aktif
Melaporkan Perkembangan Reformasi Birokrasi Terbuka Lewat Platform
Internasional.
Upaya Pemerintah Wujudkan Keterbukaan Informasi
Di Level
Praktis, Pemerintah Udah Ngelakuin Banyak Hal Buat Mendukung Open Government.
Salah Satunya Lewat Pengembangan Portal Data Indonesia (Data.Go.Id),
Yang Jadi Wadah Berbagi Data Publik Antarinstansi.
Selain Itu,
Kementerian Dan Lembaga Juga Didorong Buat Menerapkan Sistem Informasi Layanan
Publik Digital Yang Bisa Diakses Secara Real Time. Transparansi Anggaran,
Laporan Kinerja, Sampai Kebijakan Strategis Bisa Diunduh Publik Tanpa Ribet.
Tantangannya
Emang Gak Sedikit — Mulai Dari Soal Keamanan Data, Literasi Digital Masyarakat,
Sampai Resistensi Di Kalangan Birokrasi. Tapi Dengan Kolaborasi Lintas Sektor
Dan Dukungan OECD, Semua Itu Bisa Diatasi Perlahan.
Strategi PANRB Dekatkan Pemerintah Dengan Masyarakat
Salah Satu
Hal Paling Keren Dari Kebijakan Ini Adalah Upaya Menteri PANRB Buat
Bikin Pemerintah Terasa Lebih Relatable Bagi Rakyat. Misalnya Lewat
Program Digital Public Service, Yang Memungkinkan Masyarakat Ngurus
Administrasi Lewat Satu Pintu Digital.
Ada Juga
Platform Lapor.Go.Id, Forum Aspirasi Publik Yang Jadi Wadah Komunikasi
Dua Arah. Dari Sini, Masyarakat Bisa Nyampein Masukan Langsung, Dan Pemerintah
Bisa Merespons Dengan Cepat Dan Transparan.
Selain Itu, PANRB
Juga Aktif Ngajak Masyarakat Sipil, Akademisi, Dan Komunitas Digital Buat
Kolaborasi Bareng. Tujuannya Simple: Pemerintah Gak Bisa Jalan Sendirian. Harus
Ada Partisipasi Dari Semua Pihak Biar Kebijakan Yang Diambil Bener-Bener
Nyentuh Kebutuhan Masyarakat.
Dukungan OECD Terhadap Reformasi Pemerintahan
Indonesia
Di Mata OECD,
Langkah Indonesia Buat Memperkuat Pemerintahan Terbuka Ini Dianggap Progresif
Banget. Banyak Negara Anggota Yang Ngasih Dukungan Lewat Berbagai Knowledge
Exchange Program, Pelatihan Reformasi Birokrasi, Dan Asistensi Kebijakan
Publik.
OECD Menilai
Indonesia Punya Potensi Besar Jadi Model Reformasi Digital Di Kawasan Asia
Tenggara. Lewat Pendekatan Kolaboratif Dan Berbasis Data, Indonesia Bisa
Ningkatin Efisiensi Layanan Publik Sekaligus Memperkuat Public Trust.
Kerja Sama
Ini Juga Ngasih Banyak Manfaat: Mulai Dari Peningkatan Kapasitas Aparatur
Negara, Pengembangan Kebijakan Berbasis Bukti (Evidence-Based Policy),
Sampai Pertukaran Inovasi Digital Lintas Negara.
Dampak Pemerintahan Terbuka Bagi Rakyat
Buat Masyarakat,
Penerapan Pemerintahan Terbuka Ini Bukan Cuma Konsep Idealis, Tapi
Bener-Bener Bisa Dirasain Manfaatnya. Contohnya, Sekarang Publik Bisa Ngakses
Data Anggaran Pemerintah Lewat Portal Resmi, Atau Ngurus Dokumen Tanpa Perlu
Datang Ke Kantor Fisik.
Dengan Sistem
Digital Yang Terbuka, Rakyat Punya Hak Buat Tahu Bagaimana Anggaran Digunakan,
Bagaimana Kebijakan Dibuat, Dan Gimana Hasilnya Di Lapangan. Semua Itu Bikin
Interaksi Antara Rakyat Dan Pemerintah Jadi Lebih Jujur Dan Efisien.
Dan Yang
Paling Penting, Trust Masyarakat Meningkat. Ketika Rakyat Merasa
Dilibatkan, Mereka Lebih Percaya Dan Lebih Aktif Ikut Nyumbang Ide Atau Solusi
Buat Kebijakan Publik.
Tantangan Dan Harapan Untuk Masa Depan
Meski Udah
Banyak Kemajuan, Masih Ada Tantangan Yang Kudu Dihadapi. Salah Satunya Adalah
Kesenjangan Digital Di Daerah-Daerah Terpencil. Belum Semua Masyarakat Punya
Akses Internet Stabil Buat Ikut Aktif Dalam Sistem Pemerintahan Digital.
Selain Itu,
Perlu Peningkatan Literasi Digital Biar Masyarakat Bisa Memanfaatkan Informasi
Publik Dengan Bijak. Pemerintah Juga Perlu Terus Memperkuat Keamanan Siber Biar
Data Publik Dan Privasi Warga Tetap Aman.
Harapannya,
Ke Depan Open Government Di Indonesia Gak Cuma Berhenti Di Level Sistem,
Tapi Juga Jadi Budaya Baru Dalam Birokrasi — Di Mana Keterbukaan, Kolaborasi,
Dan Akuntabilitas Jadi Bagian Dari DNA Pemerintahan.
Kolaborasi Menuju Pemerintahan Yang Lebih Dekat Dan Inklusif
Kunci Sukses
Pemerintahan Terbuka Ada Di Kolaborasi. Pemerintah Gak Bisa Kerja Sendirian. Harus
Ada Dukungan Dari Masyarakat, Sektor Swasta, Media, Dan Akademisi.
Media Misalnya,
Punya Peran Penting Buat Jadi Jembatan Antara Pemerintah Dan Rakyat. Lewat Jurnalisme
Data Dan Liputan Investigatif Yang Akurat, Masyarakat Bisa Lebih Paham
Kebijakan Yang Diambil.
Sementara Itu,
Kolaborasi Lintas Sektor Juga Bisa Melahirkan Inovasi Baru Di Bidang Layanan
Publik Digital. Dari Sistem Pelaporan Warga Berbasis AI, Sampai Aplikasi Yang
Bantu Masyarakat Akses Informasi Kebijakan Secara Cepat.
Refleksi Akhir — Saatnya Pemerintah Dan Rakyat Melangkah Bersama
Kalau Dipikir-Pikir,
Pemerintahan Terbuka Ini Bukan Cuma Soal Teknologi, Tapi Soal Kepercayaan. Pemerintah
Pengin Nunjukin Kalau Rakyat Bukan Sekadar Penerima Layanan, Tapi Partner
Sejajar Dalam Membangun Negara.
Lewat Forum OECD,
Indonesia Udah Nunjukin Niat Kuatnya Buat Jalan Ke Arah Itu. Sekarang Tinggal
Gimana Komitmen Ini Dijaga Dan Terus Dikembangkan Biar Makin Relevan Di Masa
Depan.
Karena Di Ujung Hari, Pemerintahan Yang Terbuka Bukan Cuma Bikin Rakyat Puas, Tapi Juga Bikin Negara Jadi Lebih Kuat Dan Berdaya Saing Global.