5 Kuliner Malang Yang Jarang Disantap Warga Lokal, Bahkan Dihindari
kompasjawa - Kalau Ngomongin Kuliner Malang, Biasanya Yang Langsung Kebayang Pasti Bakso Malang, Rawon, Atau Pecel Khas Jawa Timur. Gak Salah Sih, Soalnya Emang Itu Signature Food Yang Bikin Banyak Wisatawan Rela Jauh-Jauh Ke Malang Cuma Buat Nyobain. Tapi Faktanya, Gak Semua Makanan Malang Populer Di Lidah Orang Lokal. Ada Beberapa Kuliner Malang Yang Unik Tapi Malah Jarang Disantap Warga Lokal, Bahkan Sering Dihindari.
Nah, Lo Pasti Kepo, Kenapa Bisa
Gitu? Emangnya Makanannya Gak Enak Atau Ada Faktor Lain? Ternyata Alasannya
Kompleks, Mulai Dari Bahan Baku, Image Makanan, Sampe Lifestyle Anak Muda
Sekarang Yang Lebih Suka Makanan Instan Atau Fancy. Jadi Jangan Kaget Kalau Ada
Makanan Tradisional Malang Yang Sekarang Kayak “Tenggelam” Di Kotanya Sendiri.
Makanya Di Artikel Ini Gue Bakal Bahas 5 Kuliner Malang Yang Jarang Disantap Warga Lokal Lengkap Dengan Cerita Unik Di Baliknya. Siapa Tau Lo Malah Jadi Penasaran Buat Hunting Makanan Ini Pas Main Ke Malang.
Kuliner Malang Dan Identitas Budaya
Sebagai Kota Wisata, Malang Punya
Kultur Kuliner Yang Udah Melegenda. Dari Jajanan Pinggir Jalan Sampai Restoran
Keluarga, Semuanya Punya Ciri Khas. Tapi Gak Semua Makanan Bisa Bertahan Sama
Perkembangan Zaman.
Kuliner Malang Yang Jarang Disantap Umumnya Punya Ikatan Sama Tradisi Desa, Bahan Baku Yang Sulit, Atau Dianggap Kurang Estetik Buat Di-Posting Di Medsos. Padahal Kalau Diliat Dari Sisi Heritage, Kuliner Ini Penting Banget Buat Ngingetin Kita Kalau Makanan Bukan Cuma Soal Rasa, Tapi Juga Soal Identitas Budaya.
Kenapa Ada Kuliner Malang Yang Jarang Disantap Warga Lokal?
Alasan Utama Kenapa Beberapa Kuliner
Malang Ditinggalkan Ada Beberapa Faktor. Pertama, Soal Selera. Generasi Muda
Lebih Suka Makanan Praktis Atau Modern Kayak Burger, Kopi Susu, Dan Street Food
Kekinian. Kedua, Stigma Sosial. Ada Makanan Yang Dianggap Jadul, Ndeso, Atau
Bahkan Ekstrem Buat Lidah Masa Kini.
Ketiga, Faktor Ketersediaan Bahan. Misalnya Daging Hewan Liar Yang Sekarang Udah Dilindungi, Atau Tanaman Tradisional Yang Makin Susah Ditemuin. Keempat, Lifestyle Digital. Orang Lebih Pilih Makanan Yang Instagrammable Daripada Makanan Tradisional Yang Tampilannya Sederhana.
Menjangan Goreng: Kuliner Malang Yang Jarang Disantap
Dulu, Daging Menjangan Alias Rusa
Jadi Salah Satu Protein Yang Populer Di Wilayah Malang Karena Banyak Ditemuin
Di Hutan Sekitar. Biasanya Dimasak Jadi Sate Atau Digoreng Garing. Rasanya Empuk
Dengan Aroma Khas Yang Unik Banget.
Tapi Sekarang, Menjangan Goreng Termasuk Kuliner Malang Yang Jarang Disantap Warga Lokal. Pertama, Rusa Udah Masuk Hewan Dilindungi, Jadi Dagingnya Gak Boleh Sembarangan Dijual. Kedua, Banyak Orang Sekarang Ngeliat Makanan Ini Terlalu Ekstrem. Hasilnya, Kuliner Ini Hampir Punah Di Meja Makan Orang Malang.
Urap Jantung Pisang: Kuliner Malang Yang Jarang Disantap
Kalau Lo Suka Urap Sayuran Biasa,
Bayangin Versi Uniknya: Urap Jantung Pisang. Jantung Pisang Direbus, Terus
Dicampur Kelapa Parut Berbumbu Pedas Gurih. Rasanya Seger, Agak Sepet, Tapi
Legit Banget.
Sayangnya, Urap Jantung Pisang Jadi Kuliner Malang Yang Jarang Disantap Karena Generasi Sekarang Lebih Milih Salad Modern Atau Sayur Kekinian. Padahal Secara Gizi, Jantung Pisang Kaya Serat Dan Bagus Buat Kesehatan. Tapi Ya, Image Makanan Tradisional Bikin Orang Kurang Tertarik.
Wedang Pokak: Kuliner Malang Yang Jarang Disantap
Malang Terkenal Dengan Udara
Dinginnya, Jadi Minuman Hangat Kayak Wedang Pokak Sebenernya Cocok Banget. Dibuat
Dari Rempah Jahe, Kapulaga, Cengkeh, Dan Serai, Minuman Ini Bikin Badan Anget
Dan Stamina Naik.
Masalahnya, Wedang Pokak Termasuk Kuliner Malang Yang Jarang Disantap Karena Dianggap Minuman Orang Tua. Anak Muda Lebih Milih Kopi Susu Kekinian Atau Boba Yang Keliatan Lebih Gaul Buat Diposting. Padahal, Wedang Pokak Justru Punya Value Kesehatan Yang Lebih Tinggi.
Bothok Tawon: Kuliner Malang Yang Jarang Disantap
Nah, Ini Salah Satu Kuliner Ekstrem
Khas Malang. Bothok Tawon Adalah Kuliner Malang Yang Jarang Disantap
Karena Bahan Dasarnya Sarang Tawon Lengkap Sama Larva Di Dalamnya. Buat Yang
Berani, Rasanya Gurih Legit Dengan Aroma Khas.
Tapi Kebanyakan Warga Lokal Malah Geli Atau Takut Buat Makan. Jadi Meskipun Punya Nilai Protein Tinggi, Makanan Ini Makin Jarang Ditemukan. Menariknya, Justru Wisatawan Luar Yang Doyan Hunting Kuliner Ekstrem Sering Cari Bothok Tawon Buat Pengalaman Unik.
Nasi Aron: Kuliner Malang Yang Jarang Disantap
Nasi Aron Terbuat Dari Padi Ketan
Yang Dimasak Kayak Nasi Biasa. Teksturnya Lebih Pulen, Legit, Dan Aromanya Khas
Banget. Dulu Nasi Ini Sering Jadi Makanan Sehari-Hari Masyarakat Desa Di Malang.
Sekarang, Nasi Aron Jadi Kuliner Malang Yang Jarang Disantap Karena Masyarakat Lebih Terbiasa Makan Nasi Putih Biasa. Generasi Muda Juga Gak Banyak Yang Kenal Sama Nasi Ini. Akhirnya, Nasi Aron Lebih Sering Muncul Di Acara Adat Daripada Di Rumah Makan Umum.
Reaksi Wisatawan Terhadap Kuliner Malang Yang Jarang Disantap
Lucunya, Kuliner Malang Yang Jarang
Disantap Warga Lokal Malah Bikin Penasaran Wisatawan. Traveler, Food Vlogger,
Sampe Influencer Sering Nyobain Makanan Ini Buat Konten. Misalnya Bothok Tawon
Yang Viral Karena Dianggap Kuliner Ekstrem, Atau Wedang Pokak Yang Dianggap
“Hidden Gem” Minuman Tradisional.
Fenomena Ini Nunjukin Kalau Makanan Tradisional Yang Ditinggalkan Orang Lokal Justru Bisa Jadi Daya Tarik Buat Wisatawan. Jadi Sebenernya Tinggal Gimana Cara Ngemasnya Aja Biar Lebih Appealing.
Haruskah Kita Melestarikan Kuliner Malang Yang Jarang Disantap?
Jawabannya: Wajib Banget. Soalnya Kuliner
Tradisional Bukan Cuma Soal Makanan, Tapi Juga Identitas Budaya. Kuliner
Malang Yang Jarang Disantap Bisa Jadi Nilai Jual Wisata Kalau Dikemas
Modern.
Contohnya, Wedang Pokak Bisa Dijual Dengan Packaging Botol Estetik. Nasi Aron Bisa Di-Branding Ulang Jadi Menu Sehat. Kalau Pelaku UMKM Dan Kreator Konten Bisa Kolaborasi, Makanan Yang Tadinya Dianggap Jadul Bisa Naik Kelas Lagi.
Kesimpulan
Kuliner Malang Emang Punya Cerita
Panjang Dan Gak Semua Orang Tau Sisi Uniknya. Dari Menjangan Goreng, Urap
Jantung Pisang, Wedang Pokak, Bothok Tawon, Sampe Nasi Aron — Semuanya Bagian
Dari Identitas Kuliner Yang Hampir Hilang.
Meskipun Kuliner Malang Yang Jarang Disantap Ini Udah Jarang Ditemui, Bukan Berarti Harus Dilupakan. Justru Kita Bisa Melestarikannya Dengan Cara Kreatif Biar Tetap Relevan Di Era Sekarang. Jadi, Kalau Lo Lagi Ke Malang, Jangan Cuma Cari Bakso Atau Rawon. Coba Deh Eksplor Kuliner Tradisional Ini. Siapa Tau Pengalaman Kuliner Lo Jadi Makin Lengkap Dan Berkesan.