BREAKING NEWS

P2G Usul Bahasa Mandarin Diajarkan Di Sekolah: Kenapa Bahasa Portugis “Kalah” Di Dunia Bisnis?

P2G Usul Bahasa Mandarin Diajarkan Di Sekolah: Kenapa Bahasa Portugis “Kalah” Di Dunia Bisnis?

Kompas  - 
Belakangan Ini, Dunia Pendidikan Lagi Rame Banget Dibahas Karena Muncul Usulan Menarik: Bahasa Mandarin Diajarkan Di Sekolah. Gagasannya Datang Dari P2G, Alias Perhimpunan Pendidikan Dan Guru, Yang Menilai Pentingnya Adaptasi Pelajaran Bahasa Asing Sesuai Kebutuhan Zaman. Alasannya Simpel — Di Dunia Bisnis Modern, Mandarin Udah Jadi Bahasa Global Kedua Setelah Inggris.

Sementara Itu, Bahasa Portugis Yang Dulu Sempat Dipertimbangkan Buat Jadi Bahasa Asing Pilihan Ternyata Dianggap Kurang Relevan Di Dunia Kerja Indonesia. Faktanya, Kerja Sama Ekonomi, Investasi, Dan Perdagangan Indonesia Jauh Lebih Sering Melibatkan Negara-Negara Berbahasa Mandarin, Terutama Tiongkok.

Nah, Artikel Ini Bakal Ngebahas Kenapa P2G Nge-Push Ide Biar Bahasa Mandarin Diajarkan Di Sekolah, Kenapa Portugis Kurang Kepake Di Dunia Bisnis, Sampai Gimana Dampak Jangka Panjangnya Buat Pelajar Dan Dunia Kerja Indonesia Ke Depan. So, Let’s Dive In — Biar Makin Paham Arah Pendidikan Modern Kita.

1. Siapa Sih P2G Dan Kenapa Mereka Ngangkat Bahasa Mandarin Di Sekolah?

Buat Yang Belum Tahu, P2G Alias Perhimpunan Pendidikan Dan Guru Itu Komunitas Yang Sering Banget Kasih Masukan Soal Kebijakan Pendidikan Nasional. Kali Ini, Mereka Ngusulin Biar Bahasa Mandarin Diajarkan Di Sekolah Secara Lebih Luas.

P2G Ngelihat Tren Global Udah Berubah: Tiongkok Bukan Cuma Mitra Dagang Terbesar Indonesia, Tapi Juga Salah Satu Investor Utama Di Asia Tenggara. Jadi, Kemampuan Komunikasi Pakai Bahasa Mandarin Bukan Lagi Nilai Plus — Tapi Udah Kayak Kebutuhan Wajib Di Era Kerja Global.

Menurut Mereka, Daripada Nambah Pelajaran Bahasa Yang Kurang Relevan Buat Dunia Bisnis (Kayak Portugis), Lebih Baik Sekolah Fokus Ke Bahasa Yang Punya Prospek Nyata Buat Masa Depan Siswanya.

2. Kenapa Bahasa Mandarin Lebih “Bisnis-Ready” Daripada Bahasa Portugis

Kalau Dilihat Dari Sisi Ekonomi, Alasan Ini Make Sense Banget. Bahasa Mandarin Tuh Dipake Lebih Dari 1,1 Miliar Orang Di Dunia, Terutama Di Negara-Negara Yang Punya Pengaruh Ekonomi Besar Kayak China, Taiwan, Dan Singapura.

Koneksi Bisnis Indonesia Dengan Tiongkok Juga Lagi Naik Daun. Dari Proyek Infrastruktur, Energi, Sampai Startup Digital, Investor Tiongkok Lagi Gencar Banget Masuk Ke Pasar Lokal. Artinya, Orang Yang Bisa Bahasa Mandarin Punya Peluang Kerja Dan Kolaborasi Yang Jauh Lebih Besar.

Sementara Bahasa Portugis? Ya, Meskipun Dipake Di Beberapa Negara Kayak Brasil Dan Portugal, Tapi Engagement Bisnisnya Sama Indonesia Belum Seintensif Itu. Jadi Wajar Aja Kalau Dalam Konteks Pendidikan, P2G Ngerasa Bahasa Mandarin Lebih Strategis Buat Masa Depan Pelajar.

3. Kondisi Pilihan Bahasa Asing Di Kurikulum Sekolah Indonesia Sekarang

Kurikulum Merdeka Yang Lagi Berjalan Sebenernya Udah Kasih Fleksibilitas Buat Sekolah Nentuin Bahasa Asing Tambahan. Bahasa Inggris Masih Jadi Favorit, Disusul Jepang, Arab, Dan Mandarin. Tapi Implementasi Mandarin Masih Terbatas Di Sekolah Swasta Atau Sekolah Unggulan Di Kota Besar.

Nah, Lewat Usulan P2G Ini, Idenya Adalah Biar Bahasa Mandarin Bisa Lebih Merata Diajarin Di Sekolah Negeri Juga. Tapi Tetap Menyesuaikan Kemampuan Guru Dan Kebutuhan Daerah.

Sementara Itu, Bahasa Portugis Belum Banyak Masuk Ke Sekolah, Karena Selain Jarang Dipake, Juga Minim Pengajar Yang Kompeten. Jadi Ya, Wajar Kalau Pemerintah Lebih Condong Ke Bahasa Dengan Value Tinggi Secara Ekonomi.

4. Manfaat Strategis Bahasa Mandarin Buat Pelajar Sekolah

Belajar Bahasa Mandarin Tuh Nggak Cuma Soal Nambah Kosa Kata, Tapi Nambah Mindset Global. Ada Banyak Banget Manfaat Yang Bisa Didapet Pelajar, Mulai Dari:

  • Akses Ke Beasiswa Dan Pendidikan Tinggi Di China;
  • Peluang Kerja Di Perusahaan Multinasional;
  • Kemampuan Komunikasi Lintas Budaya;
  • Dan Tentu Aja, Daya Saing Yang Lebih Kuat Di Pasar Kerja ASEAN.

Selain Itu, Ada Juga Program Pertukaran Guru Indonesia Ke China Buat Pelatihan Bahasa Dan Budaya Mandarin. Contohnya, Program Yang Diceritain Di Antara News, Di Mana Guru Indonesia Dilatih Langsung Di Universitas China Biar Bisa Ngajarin Mandarin Di Tanah Air.

5. Tantangan Mengajarkan Bahasa Mandarin Di Sekolah

Tapi Jujur Aja, Implementasi Bahasa Mandarin Diajarkan Di Sekolah Nggak Semudah Ngomongin Tren Global. Tantangan Paling Besar Ya Di SDM Dan Sumber Daya.

Pertama, Masih Sedikit Guru Mandarin Bersertifikat Nasional. Kedua, Aksara Dan Logat Mandarin Bisa Jadi Tantangan Buat Pelajar Pemula. Belum Lagi Masalah Biaya Untuk Buku Dan Materi Ajar.

Jadi, Kalau Bener-Bener Mau Diterapkan, Perlu Strategi Matang: Pelatihan Guru, Kerja Sama Lembaga Pendidikan Internasional, Dan Adaptasi Metode Belajar Yang Ringan Tapi Efektif.

P2G Usul Bahasa Mandarin Diajarkan Di Sekolah: Kenapa Bahasa Portugis “Kalah” Di Dunia Bisnis?

6. Bahasa Portugis: Kenapa Kurang Dilirik Di Dunia Bisnis Indonesia

Bahasa Portugis Sebenernya Punya Sejarah Panjang Di Indonesia Sejak Masa Kolonial, Tapi Dalam Konteks Modern, Eksposurnya Minim Banget. Walaupun Brasil, Negara Berbahasa Portugis Terbesar, Punya Ekonomi Besar Juga, Tapi Interaksi Dagang Sama Indonesia Masih Terbatas.

Jadi Kalau Ngomong Relevansi Bisnis, Ya Kalah Jauh Dibanding Mandarin. Di Dunia Kerja Pun, Perusahaan Jarang Banget Nyari Karyawan Yang Bisa Portugis — Beda Banget Sama Mandarin Yang Mulai Masuk Ke Requirement Lowongan Kerja Internasional.

Intinya, Bukan Berarti Portugis Nggak Penting, Tapi Dari Sisi Manfaat Langsung Ke Pelajar Dan Ekonomi Nasional, Posisinya Kalah Strategis.

7. Studi Kasus: Sekolah Yang Udah Ajarkan Bahasa Mandarin

Beberapa Sekolah Di Jakarta, Surabaya, Dan Medan Udah Lebih Dulu Ngajarin Bahasa Mandarin Sebagai Bahasa Asing Pilihan. Hasilnya? Lumayan Sukses!

Siswa Jadi Punya Exposure Lebih Luas Ke Budaya Dan Peluang Internasional. Bahkan Beberapa Alumni Diterima Kerja Di Perusahaan Tiongkok-Indonesia.

Dari Sisi Sekolah, Program Ini Juga Ningkatin Daya Tarik Dan Reputasi Institusi Mereka. Jadi Bisa Dibilang, Implementasi Mandarin Nggak Cuma Soal Belajar Bahasa, Tapi Investasi Branding Buat Sekolah Juga.

8. Rekomendasi Kurikulum: Pilih Bahasa Asing Sesuai Kebutuhan Zaman

Pendidikan Modern Seharusnya Adaptif. Kalau Dulu Bahasa Inggris Udah Jadi Standar Global, Sekarang Mandarin Mulai Ngikutin Posisi Itu. Jadi Kebijakan Kurikulum Perlu Fleksibel Dan Berbasis Kebutuhan Nyata Dunia Kerja.

Sekolah Bisa Dikasih Kebebasan Milih Bahasa Asing Tambahan, Tapi Harus Tetap Mempertimbangkan Tiga Hal:

  1. Kebutuhan Nasional Dan Tren Global.
  2. Ketersediaan Guru Dan Fasilitas.
  3. Peluang Karier Yang Realistis Buat Siswa.

Dengan Cara Itu, Pelajaran Bahasa Asing Jadi Bukan Sekadar Formalitas, Tapi Bener-Bener Ngebentuk Kompetensi Global Siswa Indonesia.

9. Dampak Jangka Panjang: Dari Sekolah Ke Dunia Kerja

Kalau Wacana Bahasa Mandarin Diajarkan Di Sekolah Ini Beneran Terealisasi, Dampaknya Bakal Signifikan. Pelajar Indonesia Bisa Punya Kemampuan Komunikasi Lintas Budaya Yang Kuat, Dan Lebih Siap Bersaing Di Dunia Profesional Internasional.

Sekolah Pun Bisa Jadi Tempat Lahirnya SDM Yang Berorientasi Global — Yang Nggak Cuma Bisa Ngomongin Bisnis Lokal, Tapi Juga Ngerti Cara Komunikasi Dengan Mitra Luar Negeri.

Selain Itu, Kebijakan Kayak Gini Juga Bisa Mempererat Hubungan Ekonomi Indonesia Dengan Tiongkok, Yang Jelas Punya Potensi Besar Buat Investasi Dan Lapangan Kerja.

Penutup: Bahasa Bukan Sekadar Pelajaran, Tapi Modal Masa Depan

Dari Semua Pembahasan Tadi, Jelas Banget Kalau Bahasa Mandarin Diajarkan Di Sekolah Bukan Cuma Buat Gaya-Gayaan. Ini Langkah Strategis Buat Nyiapin Generasi Muda Biar Siap Bersaing Secara Global.

Bahasa Portugis Memang Punya Nilai Historis, Tapi Di Konteks Modern, Mandarin Jauh Lebih Relevan Buat Bisnis Dan Masa Depan Karier. Jadi Wajar Aja Kalau Usulan Dari P2G Ini Dapet Perhatian Serius Dari Banyak Pihak.

Intinya, Bahasa Bukan Cuma Alat Komunikasi — Tapi Modal Masa Depan. Dan Siapa Pun Yang Nyiapin Diri Dari Sekarang, Bakal Lebih Siap Menghadapi Dunia Yang Makin Terhubung.

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar